Setelah peneliti menuntaskan variabel penelitian dan disusul dengan definisi operasional lalu instrumen pengukuran yaitu kuesioner, maka langkah selanjutnya menguji validitas dan reliabilitas.
Untuk setiap dimensi atau aspek atau indikator dalam set pertanyaan spesifik harus memenuhi 2 prinsip utama setiap pengukuran atau pengamatan disebut ketepatan dan konsistensi atau validitas dan reliabilitas untuk menjawab pertanyaan:
- Apakah kita mengukur apa yang ingin kita ukur?
- Apakah proses pengukuran yang sama menghasilkan hasil yang sama?
VALIDITAS
Validitas ialah ketepatan alat ukur saat mengukur yang diukur. Validitas mengacu pada seberapa baik tes mengukur apa yang seharusnya diukur. Ada banyak jenis validitas dan beberapa diantaranya adalah:
- Validitas Tampak (Face Validity)
Validitas tampak ialah sejauhmana penentuan validitas tersebut menurut apa yang nampak. Ini ialah penilaian yang sangat minimal alasannya melihat dari bungkusnya.
Contoh: Seseorang mengaku polisi. Kita melihat orang tersebut menggunakan baju seragam polisi, maka dari jenis validitas tampak bahwa pengukuhan orang tersebut valid. - Validitas Konstruk (Construct Validity)
Validitas konstruk untuk memastikan bahwa alat ukur benar-benar mengukur apa yang dimaksud yaitu konstruk dan bukan variabel lain.
Contoh: Guru matematika menggunakan soal dongeng dengan pertanyaan berisi kata-kata dan frase rumit. Alih-alih tes mengungkap kemampuan matematika siswa, tetapi malah kemampuan bahasa. - Validitas Kriteria (Criterion-Related Validity)
Validitas kriteria ialah validitas yang dilihat dari daya prediksi. Validitas jenis ini dipakai untuk memprediksi kinerja masa depan menurut hasil hubungan dengan kriteria lain.
Contoh: Berdasarkan statistik nilai rapor Sekolah Menengan Atas berkorelasi tinggi dengan nilai IPK mahasiswa. Dengan demikian nilai rapor Sekolah Menengan Atas jadi alat ukur yang tepat, siswa Sekolah Menengan Atas yang mempunyai nilai rapor anggun niscaya juga mempunyai IPK bagus. - Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi menyangkut sejauhmana suatu pengukuran mewakili semua domain aspek dari sebuah konsep yang harus diukur.
Contoh: Indikator depresi yaitu hilang nafsu makan, merasa kelelahan dan berniat bunuh diri. Tes depresi yang tidak bisa mengukur ketiga aspek tersebut sekaligus maka tes tersebut mempunyai validitas rendah.
RELIABILITAS
Reliabilitas ialah stabilitas dan konsistensi hasil pengukuran berulang dari waktu ke waktu. Reliabilitas sering disebut dengan "daya ke-ajeg-an" dan kehandalan. Jenis-jenis reliabiltas diantaranya yaitu:
Reliabilitas ialah stabilitas dan konsistensi hasil pengukuran berulang dari waktu ke waktu. Reliabilitas sering disebut dengan "daya ke-ajeg-an" dan kehandalan. Jenis-jenis reliabiltas diantaranya yaitu:
- Reliabiltas Tes Berulang (Test-retest reliability)
Reliabiltas tes berulang ialah ukuran reliabilitas yang diperoleh dengan proteksi dua kali tes yang sama selama periode waktu tertentu untuk sekelompok individu.
Contoh: Sebuah tes bahasa diberikan kepada siswa. Satu bulan lalu tes yang sama diberikan pada siswa yang sama. Jika skor keduanya menghasilkan koefisien hubungan tinggi maka tes tersebut mempunyai reliabilitas tinggi. - Reliabilitas Antar Penilai (Inter-rater atau Inter-observer Reliability)
Reliabilitas antar penilai ialah ukuran reliabilitas menurut konsistensi penilaian dua responden berbeda terhadap suatu konstruk, alasannya belum tentu pengamat insan menafsirkan tanggapan dengan cara yang sama.
Contoh: Peneliti meminta tanggapan dua hakim berbeda untuk tetapkan kasus yang sama. Jika kedua hakim memberi tanggapan yang seragam maka instrumen dinyatakan reliabel. - Reliabilitas Konsistensi Internal (Internal consistency reliability)
Reliabilitas konsistensi internal ialah ukuran reliabilitas menurut penilaian item-ietm tes terhadap konstruk yang sama. Ada dua jenis untuk reliabilitas ini yaitu: - Rata-rata Korelasi Antar Item (Average inter-item correlation)
Rata-rata hubungan antar item diperoleh dengan mengambil semua item pada tes dan jadinya menggunakan rata-rata semua koefisien hubungan tersebut.
Dengan kata lain instrumen dibelah sebanyak jumlah item lalu hasil koefisien hubungan digabung untuk mendapat rata-rata. Teknik ini terkenal dengan Alpha Cronbach. - Reliabilitas Belah Setengah (Split-half reliability)
Reliabilitas belah setengah ialah teknik dengan membelah item tes menjadi dua bab untuk membentuk dua set item, lalu skor total masing-masing set item dikorelasikan. Jika koefisien hubungan tinggi maka reliabilitas tinggi.
VALIDITAS VS RELIABILITAS
Advertisement