Pengamatan atau observasi ialah kegiatan yang dilakukan makhluk cerdas, terhadap suatu proses atau objek dengan maksud mencicipi dan lalu memahami pengetahuan dari sebuah fenomena menurut pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapat informasi-informasi yang diharapkan untuk melanjutkan suatu penelitian.
Di dalam penelitian, observasi sanggup dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar dan rekaman suara.
Di dalam penelitian, observasi sanggup dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar dan rekaman suara.
Metode mengamati / observasi mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning).
Metode ini mempunyai keunggulan tertentu, menyerupai menyajikan media obyek secara nyata, penerima didik bahagia dan tertantang, dan gampang pelaksanaannya.
Dalam pelaksanaannya, proses mengamati memerlukan waktu persiapan yang usang dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan bila tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.
Metode ini mempunyai keunggulan tertentu, menyerupai menyajikan media obyek secara nyata, penerima didik bahagia dan tertantang, dan gampang pelaksanaannya.
Dalam pelaksanaannya, proses mengamati memerlukan waktu persiapan yang usang dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan bila tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.
Namun metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu penerima didik sebab penerima didik yang terlibat dalam proses mengamati akan sanggup menemukan fakta bahwa ada relasi antara obyek yang dianalisis dengan bahan pembelajaran yang dipakai oleh guru.
Langkah-Langkah Mengamati / Observasi adalah :
- Menentukan objek apa yang akan diobservasi
- Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi
- Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder
- Menentukan di mana daerah objek yang akan diobservasi
- Menentukan secara terang bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data semoga berjalan gampang dan lancar
- Menentukan cara dan melaksanakan pencatatan atas hasil observasi , menyerupai memakai buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Jenis Jenis Observasi, di antaranya:
- Observasi biasa (common observation).
- Observasi terkendali (controlled observation).
- Observasi partisipatif (participant observation).
- Menentukan di mana daerah objek yang akan diobservasi
- Menentukan secara terang bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data semoga berjalan gampang dan lancar.
- Menentukan cara dan melaksanakan pencatatan atas hasil observasi , menyerupai memakai buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Kegiatan observasi dalam proses pembelajaran meniscayakan keterlibatan penerima didik secara langsung. Dalam kaitan ini, guru harus memahami bentuk keterlibatan penerima didik dalam observasi :
1. Observasi biasa (common observation)
Pada observasi biasa untuk kepentingan pembelajaran,peserta didik merupakan subjek yang sepenuhnya melaksanakan observasi (complete observer). Di sini penerima didik sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati.
2. Observasi terkendali (controlled observation)
Seperti halnya observasi biasa, pada observasi terkendali untuk kepentingan pembelajaran, penerima didiksama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati. Mereka juga tidak mempunyai relasi apa pun dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati. Namun demikian, berbeda dengan observasi biasa, pada observasi terkendalipelaku atau objek yang diamati ditempatkan pada ruang atau situasi yang dikhususkan. Karena itu, pada pembelajaran dengan observasi terkendali termuat nilai-nilai percobaan atau eksperimen atas diri pelaku atau objek yang diobservasi.
3. Observasi partisipatif (participant observation)
Pada observasi partisipatif, penerima didik melibatkan diri secara eksklusif dengan pelaku atau objek yang diamati. Sejatinya, observasi semacam ini paling lazim dilakukan dalam penelitian antropologi khususnya etnografi. Observasi semacam ini mengharuskan penerima didik melibatkan diri pada pelaku, komunitas, atau objek yang diamati. Di bidang pengajaran bahasa, misalnya, dengan memakai pendekatan ini berarti penerima didik hadir dan “bermukim” eksklusif di daerah subjek atau komunitas tertentu dan pada waktu tertentu pula untuk mempelajari bahasa atau dialek setempat, termasuk melibakan diri secara eksklusif dalam situasi kehidupan mereka.
Selama proses pembelajaran, penerima didik sanggup melakukan observasi dengan dua cara pelibatan diri. Kedua cara pelibatan dimaksud yaitu observasi berstruktur dan observasi tidak berstruktur, menyerupai dijelaskan berikut ini :
1. Observasi berstruktur
Pada observasi berstruktur dalam rangka proses pembelajaran, fenomena subjek, objek, atau situasi apa yang ingin diobservasi oleh penerima didik telah direncanakan oleh secara sistematis di bawah bimbingan guru.
2. Observasi tidak berstruktur
Pada observasi yang tidak berstruktur dalam rangka proses pembelajaran, tidak ditentukan secara baku atau rijid mengenai apa yang harus diobservasi oleh penerima didik. Dalam kerangka ini, penerima didik menciptakan catatan, rekaman, atau mengingat dalam memori secara impulsif atas subjek, objektif, atau situasi yang diobservasi.
Prinsip-rinsip yang harus diperhatikan oleh guru dan penerima didik selama observasi pembelajaran adalah :
1. Cermat, objektif, dan jujur serta terfokus pada objek yang diobservasi untuk kepentingan pembelajaran.
2. Banyak atau sedikit serta homogenitas atau hiterogenitas subjek, objek, atau situasi yang diobservasi. Makin banyak dan hiterogensubjek, objek, atau situasi yang diobservasi, makin sulit kegiatan obervasi itu dilakukan. Sebelum obsevasi dilaksanakan, guru dan penerima didik sebaiknya memilih dan menyepakati cara dan mekanisme pengamatan.
3. Guru dan penerima didik perlu memahami apa yang hendak dicatat, direkam, dan sejenisnya, serta bagaimana menciptakan catatan atas perolehan observasi.
Advertisement